Sebagai negara tropis, cuaca di Indonesia dikenal cukup panas pada siang hari. Tidak heran jika Indonesia banyak memiliki variasi minuman dingin yang sangat nikmat saat diminum di saat gerah.
Sejarah minuman dingin di Indonesia bermula pada masa penjajahan Belanda. Saat itu, minuman dingin hanya dinikmati sebagian kecil keluarga Belanda di Batavia (Jakarta) dan dianggap lambang kemapanan. Es batu diimpor dari Boston, Amerika Serikat, pada tahun 1846 dan menjadi kehebohan pada masa itu. Impor es batu ini berlangsung sampai tahun 1869 hingga berdirinya pabrik es batu di Batavia setelah ditemukannya prosedur pembuatan amoniak di Eropa. Amoniak sendiri digunakan untuk membuat es secara artifisial. Setelah itu, pabrik-pabrik es batu pun berdiri di berbagai daerah dan minuman dingin makin tersebar luas.
Kegemaran masyarakat Indonesia terhadap minuman dingin terlihat dari berbagai variasi yang muncul di tiap daerah. Masing-masing minuman memiliki kekhasan tersendiri yang menjadi ciri dari daerah tersebut. Berikut adalah beberapa contoh minuman dingin khas Indonesia.
- Es Cendol
Mungkin sebagian besar dari kita sudah sering mendengar nama es cendol. Saking populernya minuman ini, di beberapa daerah memiliki jenis es cendolnya sendiri. Dipercaya kata “cendol” berasal dari kata “jendol” pada Bahasa Sunda dan Jawa yang mengacu pada sensasi jendolan yang dirasa saat meminumnya. Catatan tertua mengenai “tjendol” tertulis dalam buku Oost-Indisch kookboek (buku resep Hindia Timur) tahun 1866. Resep minuman cendol ini dimuat dengan judul Tjendol of Dawet. Cendol dipercaya disebut dengan nama Dawet dalam prasasti Taji di Ponorogo pada abad ke-10 yang ditulis ulang pada naskah Kresnayana di abad ke-12 pada masa Kerajaan Kediri. Minuman ini kemudian menyebar ke Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai bagian dari media dakwah di masa Kesultanan Demak pada abad ke-15. Kemudian prajurit Jawa membawa minuman ini ke Malaka, Malaysia, dan Singapura dengan nama Cendol.
Es Cendol umumnya dibuat dengan memadukan cendol yang terbuat dari tepung beras (dulunya tepung hunkue), es parut, gula merah cair, dan santan. Cendol sendiri dibuat dengan mengolah tepung beras yang kemudian dimasukkan ke dalam cetakan khusus dan diberi pewarna daun pandan atau daun suji.
- Es pisang Ijo
Es Pisang Ijo adalah minuman dingin khas Makassar, Sulawesi Selatan. Dinamakan “pisang ijo” bukan karena menggunakan pisang yang masih hijau, tetapi karena pisang yang digunakan dibalut dengan adonan tepung beras dan santan yang dicampur dengan air daun pandan sehingga berwarna hijau dan beraroma pandan. Pisang yang telah dibalut kemudian dihidangkan dengan es serut atau bongkahan dan ditambahkan saus santan, bubur sumsum, serta disiram dengan kental manis dan sirup merah khas Makassar. Es Pisang Ijo biasa dihidangkan Bersama dengan kudapan yang lain seperti lumpia dan jalangkote.
Konon warna hijau pada minuman ini mengandung filosofi tersendiri bagi masyarakat Bugis. Warna hijau melambangkan kesucian dan kesakralan serta sopan santun, keanggunan, dan tutur kata yang baik. Selain itu warna hijau juga memberi rasa sejuk dan tentram.
- Ce Hun Tiau
Ce Hun Tiau merupakan minuman dingin khas Pontianak, Kalimantan Barat. Dari namanya dapat diketahui bahwa minuman ini memiliki akar dari Tiongkok. Dalam Bahasa Tio Ciu, ce berasal dari kata chiu ce yang artinya ubi, hun berari tepung, dan Tiau atau Tiaw berarti balok memanjang seperti mi. Minuman ini diperkenalkan ke masyarakat Pontianak oleh pendatang dari Tiongkok.
Minuman dingin Ce hun Tiau terdiri dari tujuh komposisi, yaitu: beras ketan, bongko, kacang merah, cincau, kuah santan, gula merah, dan yang terakhir adalah ce hun tiau itu sendiri. Ce hun tiau dibuat dari olahan tepung dan berbentu segi empat panjang seperti mi. Kombinasi bahan tersebut dihidangkan bersama dengan es batu atau disimpan di kulkas terlebih dahulu. Minuman menyegarkan ini merupakan salah satu nominator Anugrah Pesona Indonesia (API) II 2017 dalam kategori Minuman Tradisional Terpopuler.
- Laksamana Mengamuk
Minuman dingin dengan nama seram ini merupakan minuman khas Riau. Laksamana Mengamuk dibuat dari buah mangga kweni yang dipotong kotak-kotak, yang kemudian dimasukkan ke dalam kuah santan yang telah dicampur gula merah dan ditambahkan es batu. Perpaduan bahan-bahan tersebut menghasilkan minuman yang lezat dan menyegarkan.
Minuman ini pertama kali dibuat pada tahun 1994 di Pekanbaru. Dinamakan Laksamana Mengamuk berdasarkan kisah legenda setempat yang menceritakan seorang laksamana yang mengamuk karena istrinya dibawa kabur oleh pemilik kebun mangga kweni. Kemarahan laksamana tersebut membuatnya menebas-nebas pedang ke seluruh penjuru kebun sehingga mengakibatkan buah-buah kweni jatuh berserakan ke tanah. Setelah selesai melampiaskan kemarahan, laksamana itu pun pergi. Masyarakat sekitar yang menyaksikan kejadian tersebut kemudian bingung akan diapakan buah-buah yang telah terkoyak-koyak itu. Kemudian seorang ibu mempunyai ide, buah kweni yang berjatuhan tersebut dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kuah santan dan gula merah. Minuman itu pun dibagikan ke masyarakat desa dan ternyata mereka menyukai minuman tersebut. Dari situlah nama Laksamana Mengamuk muncul.
Beberapa minuman di atas adalah contoh minuman dingin yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dapat kita lihat sebagian minuman-minuman dingin di Indonesia menggunakan santan sebagai salah satu komponen pembuatnya. Anda bisa mempertimbangkan untuk menggunakan krimer sebagai pengganti santan. Dengan rasa yang mirip, krimer lebih murah dari segi harga dan lebih tahan lama serta lebih mudah dalam preparasinya. Untuk produk krimer berkualitas, Anda dapat menggunakan produk-produk krimer dari Santos Premium Krimer.